Pardon, Wellcome To My Dream

that pretty baby was born on November

Nyctophilia Pluviophile Lipidoterophobia HAKUNA MATATA

Friday, September 28, 2007

For Your Enjoy, Here is 'Daddy's Little Girl' by Mary Higgins Clark (indonesian Language Translation)

Bagian Satu

1.
Ketika Ellie terbangun pagi itu, perasaannya mengatakan sesuatu yang tidak enak telah terjadi.


Kemudian Ellie ingat apa yang tidak beres: .
Andrea tidak pulang tadi malam. Setelah makan malam, ia pergi ke rumah sahabatnya, Joan, untuk belajar matematika.
Ia sudah berjanji akan pulang sekitar pukul sembilan. Pukul sembilan seperempat, Mommy menjemput Andrea di rumah Joan, dengan berjalan kaki, namumn mereka mengatakan Andrea sudah pulang sejak pukul delapan


Mommy kembali dalam keadaan cemas dan berusaha menahan tangis, persis pada waktu Daddy baru saja pulang kerja. Daddy seorang letnan polisi di Dinas Kepolisian New York. Ia dan Mommy langsung mulai menelepon semua teman Andrea, tapi tak seorang pun tahu dimana dia. Kemudian Daddy mengatakan akan berkeliling dengan mobilnya ke arah tempat main boling dan kedai es krim, siapa tahu Andrea ada disana.
"Kalau dia bohong mengenai bikin PR sampai pukul sembilan, dia tidak boleh keluar rumah ini selama enam bulan," ujarnya marah, setelah itu is berpaling ke Mommy, "Aku sudah bilang ribuan kali-aku tidak suka dia pergi keluar sendirian sesudah gelap."


Meski nadanya tinggi, Ellie tahu Daddy lebih merasa cemas daripada marah.


"Demi Tuhan, Ted, dia pergi pukul tujuh tadi. Dia pergi ke rumah Joan. Dia sudah merencanakan pulang pukul sembilan, aku bahkan menjemputnya ke sana dengan berjalan kaki."


"Kalau begitu, di mana dia?"

Mereka menyuruh Ellie tidur, dan akhirnya ia jatuh tertidur, dan baru bangun sekarang. Mungkin Andrea sudah pulang, batinnya sambil berharap. Ia menyelinap turun dari tempat tidur, bergegas melintasi kamarnya, kemudian cepat-cepat menelusuri lorong, menuju kamar Andrea. Mudah-mudahan dia ada di sana, do'anya dalam hati. Ia membuka pintunya, tempat tidur Andrea sama sekali tidak ditiduri malam itu.

Dengan bertelanjang kaki, diam-diam ia menuruni tangga. Tetangga mereka Mrs. Hilmer, sedang duduk bersama Mommy di dapur. Mommy masih mengenakan pakaian malam sebelumnya, dan ia seperti habis menagis lama.

Ellie lari mendekat. "Mommy."

Mommy memeluknya dan mulai terisak. Ellie merasa tangan Mommy memcengkram pundaknya, begitu kuat hingga nyaris menyakitinya.

"Mommy, mana Andrea?"

"K-kita...t-tidak...tahu. Daddy masih mencarinya bersama polisi."

"Ellie, bagaimana kalau kau berpakaian, dan aku menyiapkan sarapan untukmu?" tanya Mrs. Hilmer.

Tidak ada yang mengatakan padanya bahwa ia harus buru-buru karena bus sekolah akan tiba sebentar lagi. tanpa bertanya, Ellie tahu ia tidak akan pergi ke sekolah hari itu.

Dengan patuh ia mencuci muka dan tangannya, menyikat gigi dan rambutnya, setelah itu mengenakan pakaian bermainnya-baju berleher tinggi dan celana panjang biru favoritnya- kemudian ia kembali ke bawah.

Persis pada saat ia duduk di maja tempat Mrs. Hilmer telah meletakan jus dan cornflakes, Daddy masuk melalui pintu dapur. 'Dia tidak kelihatan," ujarnya. "Kami sudah mencari kemana-mana. Kemarin ada orang berkeliling dari pintu ke pintu, meminta-minta sumbangan untuk sesuatu yang tidak jelas. Dia sempat mampir ke Kafe tadi malam, dan meninggalkan tempat itu sekitar pukul delapan. Mestinya dia lewat rumah Joan dalam perjalanan ke jalan besar sekitar wakt Andrea pulang. Mereka sedang mencarinya."

Ellie tahu Daddy berusaha tidak menangis. Dan Daddy sepertinya juga tidak melihat ia ada di sana, namun ia tidak tersinggung. Kadang-kadang Daddy pulang dalam keadaan sangat emosional, karena sesuatu yang menyedihkan terjadi ketika ia bertugas, sehingga selama beberapa waktu ia tidak banyak bicara. Tampaknya juga seperti itu saat ini.

Andrea sedang bersembunyi-Ellie yakin akan hal itu Mungkin Andrea sengaja meninggalkan rumah Joan lebih awal, untuk menemui Rob Westerfield di tempat persembunyian mereka, setelah itu mungkin ia kemalaman dan tidak berani pulang. Daddy pernah bilang kalau sampai ia bohong lagi mengenai keberadaannya, Daddy akan membuatnya berhenti bermain band di sekolah. Daddy pernah bilang begitu ketika Andrea ketahuan naik mobil bersama Rob Westerfield saat ia seharusnya berada adi perpustakaan.

Andrea senang sekali main band; tahun lalu ia satu-satunya murid baru yang terpilih untuk main di bagian suling. Tapi kalau ia memang meninggalkan rumah Joan lebih awal untuk pergi ke tempat persembunyian itu untuk menemui Rob, dan Daddy sampai tahu, itu berarti ia harus berhenti main.

Mommy selalu bilang Andrea bisa memanipulasi Daddy seenaknya, namun mommy tidak mengatakan itu bulan lalu, ketika salah satu rekan Daddy mengungkapkan padanya bahwa ia sempat mencegat Rob Westerfield dan memberinya surat tilang karena ngebut, dan Andrea bersamanya waktu itu.

Daddy tidak bilang apa-apa sampai setelah makan malam. Kemudian ia bertanya pada Andrea, berapa lama Andrea berada di perpustakaan.

Andrea tidak menjawab.

Setelah itu Daddy berkata, "ternyata kau cukup pintar. Kau tahu petugas yang menilang Westerfield akan memberitahukan, kau tadi bersamanya. Andrea, anak muda itu tidak hanya kaya dan manja, tapi juga brengsek luar-dalam. Kalau sampai dia mati gara-gara ngebut, kau tidak boleh ada di dalam mobil itu bersamanya. Pokoknya kau dilarang keras berurusan apapun dengannya."

Tempat persembunyian itu terletak di garasi belakang rumah megah milik Mrs. Westerfield, nenek Rob yang tinggal si sana sepanjang musim panas. Biasanya selalu dalam keadaan tidak terkunci, dan kadang-kadang Andrea dan teman-temannya menyelinap ke sana untuk merokok. Andrea pernah mengajak Ellie ke sana beberapa kali, saat ia harus menjaga Ellie.

Teman-temannya sempat marah sekali pada Andrea karena mengajak Ellie, namun Andrea mengatakan, "Ellie anak baik. Dia bukan tukang ngadu." Ellie senang sekali mendengar itu, tapi Andrea tidak mengizinkan Ellie mencoba satu isapan sekalipun.

Ellie yakin tadi malam Andrea meninggalkan rumah Joan lebih awal karena ia sudah punya rencana bertemu Rob Westerfield. Ellie sempat mendengar ketika Andrea berbicara pada anak muda itu di telepon kemarin, dan setelah selesai, boleh dibilang ia menangis. "Aku bilang pada Roob, aku akan pergi ke pesta dansa itu dengan Paulie," ungkapnya, "dan sekarang dia benar-benar marah padaku."

Ellie teringat percakapan itu saat ia mengahabiskan cornflakes dan jusnya. Daddy sedang berdiri di dekat kompor. Ia memegang cangkir berisi kopi. Mommy sedang menangis lagi, tapi hampir tanpa sara.

Kemudian, untuk pertama kali, Daddy menyadari keberadaannyadi sana, "Ellie, kurasa sebaiknya kau pergi ke sekolah. Aku akan mengantarkanmu sat makan siang."

"Aku boleh keluar sekarang?'

"Ya. Tapi jangan jauh-jauh."

Ellie lari untuk mengambil jaketnya, dan tahu-tahu sudah berada di luar pintu. Ketika itu tanggal 15 November, daun-daun terasa lembab dan dingin di kaki. Langit berawan gelap, dan ia dapat menebak bahwa hujan akan turun lagi. Ellie berandai mereka berada di Irvington kembali, tempat tinggal mereka dulu. Di sini suasananya sepi. Hanya Mrs. Hilmer yang rtinggal di jalan itu, selain mereka.

Daddy sebetulnya lebih suka tinggal di Irvington, tapi mereka pindah kemari, lima kota lebih jauh, karena Mommy ingin rumah lebih besar dan tanah lebih luas. Mereka bisa mendapatkan itu kalau mereka pindah lebih ke arah Westchester, ke kota yang pada saat itu belum menjadi satelit New York City.

Setiap kali Daddy mengatakan ia merindukan Irvington, tempat ia dibesarkan dan tempat mereka tinggal dua tahun yang lalu, Mommy mengatakan padanya betapa menyenangkan rumah mereka yang baru. Kemudian Daddy mengatakan di Irvington ada pemandangan Hudson River dan Tappan Zee Brigde senilai satu juta dollar, dan ia tidak harus menempuh jarak lima mil untuk membeli koran atau roti.

Sekitar tempat tinggal mereka merupakan daerah berhutan. Rumah besar keluarga Westerfield terletak persis di belakang rumah mereka, tapi berada di sisi seberang hutan. Ellie menoleh ke arah jendela dapur di belakangnya, untuk memastikan tak seorang pun mengawasi dirinya. Ia mulai lari di antara pepohonan.

Lima menit setelah itu, ia sampai di sebuah tempat terbuka, kemudian lari melintasi hamparan itu ke arah tanah keluarga Westerfield. Merasa semakin sendirian ia bergegas menelusuri jalan mobil yang panjang dan mengitari rumah itu, sosoknya yang kecil menghilang dalam bayangan gelap hujan badai yang sebentar lagi turun.

Ada pintu samping menuju garasi, dan pintu itu biasanya tidak terkunci. Tapi ternyata tidak mudah bagi Ellie untuk memutar kenopnya. Akhirnya ia berhasil, dan masuk ke dalam keremangan ruangan. Garasi itu cukup besar untuk menyimpan empat mobil, tapi satu-satunya kendaraan yang ditinggal Mrs. Westerfield hanyalah mobil pickup. Andrea dan teman-temannya pernah membawa beberapa helai selimut tua untuk duduk-duduk kalau mereka ke sana. Mereka selalu duduk di tempat yang sama, di bagian belakang garasi, di belakang mobil pickup, supaya kalau kebetulan ada yang melongok kedalam melalui jendela, mereka tidak kelihatan. Ellie tahu di sanalah Andrea akan bersembunyi kalau memang ada di tempat ini.

Ellie tidak tahu mengapa tiba-tiba ia merasa takut, tapi begitulah adanya. Kini, bukannya lari, ,malah kaki-kakinya justru terasa berat sekali dibawa bergerak ke arah bagian belakang garasi itu. Tapi kemudian ia melihatnya--ujung selimut yang mengintip dari balik mobil pickup itu. Jadi, Andrea ada di sini! Ia dan teman-temannya tidak akan pernah meninggalkan selimut-selimut meraka begitu saja; begitu akan pergi, mereka selalu melipatnya kembali danmenyembunyikannya di lemari tempat menyimpan bahan-bahan pembersih.

"Andrea..." Sekarang Ellie lari, sambil memanggil pelan supaya Andrea tidak kaget. Mungkin dia tertidur, batin Ellie.

Ya, ternyata memang begitu. Meeskipun di dalam garasi itu gelap, Ellie bisa melihat rambut Andrea yang panjang tergerai keluar di bawah selimut.

"Andrea, ini aku." Ellile langsung berlutut di dekat Andrea, dan menyingkap selimut yang menutupi wajah kakaknya.

Andrea memakai topeng, topeng monster yang mengerikan, lengket dan lembek. Ellie mengulurkan tangan untuk melepaskannya, jari-jarinya masuk di dalam dahi Andrea. Saat itu ia buru-buru menarik tangannya kembali, ia baru menyadari ada genangan darah yang mulai merembes melalui celana panjangnya.

Kemudian, dari suatu tempat di dalam ruangan luas itu, ia yakin mendengar suara napas seseorang--suara tarikan napas berat dan tidak teratur, seperti orang sedang berusaha menahan sesuatu yang kemudian lepas menjadi semacam tawa terkikik.

Ketakutan, ia berusaha berdiri, namun lututnya yang licin oleh darah membuatnya tergelincir dan jatuh terjerebab ke atas tubuh Andrea. Bibirnya mengenai sesuatu yang mulus dan dingin--liontin emas Andrea. Kemudian dengan sempoyongan ia berhasil berdiri, membalikan tubuh dan lari keluar.

Ia tidak tahu bahwa ia menjerit-jerit sampai tiba di rumah. Ted dan Genine Cavanaugh lari ke kebun belakang, dan melihat anak bungsu mereka keluar dari daerah hutan itu dengan lengan terulur, tubuhnya yang kecil berlumur darah kakaknya.

(To be Continued...
Read More......